LalaDanilela

 The timeline: Papaku ada komorbid, jantung. Mamaku tidak ada komorbid.  But somehow, mama kondisinya lebih parah dari papa. Yang se mengerti, hasil labnya mama lebih jelek. Kerusakan parunya lebih luas. Papa parunya jg affected, tp mama got it worse. As you can see from the timeline, masa kritis mama terjadi pada malam natal hingga masa tahun baru.  Mama sudah sempat halusinasi, they were put in ICU. After about a week in the hospital, they could went back home for home isolation.  Ada beberapa jenis obat yang dimasukkan. Mama dapat donor plasma darah juga. Kita bahkan beli Gammaras walau belum butuh, karna takut kan. Itu obat kita beli 100jutaan apa. Puji Tuhan nda dipake. Kita jual sama dokter lain yang butuh, dengan harga persis sama. 

 Jadi Desember 2020, mama dan papaku kena covid. It was definitely one of the most horrifying experience I have ever had. Supaya tidak lupa, saya akan ceritakan di ini. Supaya tidak terlalu amburadul, saya akan ceritakan secara sistematis dengan cara: - Kronologi - Treatment yang mama papaku lewati - What I personally went through  - Lesson learnt Karena ini barang cukup personal, se rasa agak aneh cerita di medsos mainstreamku. Se sdh cukup sering mi oversharing soal banyak hal. Tapi karena untuk soal covid ini se mau cerita secara detail, jadi se memutuskan buat tulis di blog yg sepi pengunjung ini. Oke, off to the first part.