Bisa, Coba Dulu
Dulu, saya yakin dengan sepenuh hati bahwa saya tidak bisa menari.
Badanku kaku, tidak luwes untuk menari sana sini. Gerakan tangan diputar-putar, kaki kemana-mana, pinggul kiri kanan, dulu tuh eke gak bisa sama sekali. Kalo coba menari pasti jadi malah jadi bahan becandaan. Kaku lah anaknya. Sampe SMA, sudah dibuktikan secara empiris bahwa diriku tidak punya harapan di bidang seni tari.
Hingga akhirnya bergabung di Paduan Suara Mahasiswa UNHAS. Waktu ikut lomba ACG 2007, kita kan harus nari ya sambil nyanyi. Waktu itu kita ikut kategori folklore, jadi nyanyi lagu tradisional sambil menari. Eke pusing dong, gimana caranya badanku yang kaku ini mo menari? Mana sambil pegang kipas, kipasnya harus diputar-putar terus dibuka dilempar ditutup kembali terus diputar lagi. Ampun maknyak kayaknya akiu gak sanggup. Gimana cara hapalinnya coba? Tangan kemana kaki kemana pinggul kemana?
Tapi kan gak mungkin dong cuma gara-gara gak bisa hapal tarian lantas nyerah gak ikutan lomba. Kan konyol. Jadilah saya usaha menghapalkan tarian dengan cara: DICATAT, pemirsa.
Catatan tarian step by step saya bikin kurang lebih kek gini:
Ketukan 1-8: tangan kanan direntangkan, pergelangan diputar keluar bagaikan melempar beras. Sementara itu kaki kanan diangkat perlahan telapak dilancip bergerak ke kanan juga.
Ketukan 9-16: badan bungkuk, jongkok pelan sampe kata "dongang", ambil kipasnya, buka pelan2 dari ujung pake tangan kiri. Kelingking jangan lupa diangkat. Dst.
Nah bayangkanlah waktu itu lagunya 15 menit, artinya ada berapa ratus ketukan? Masing2 saya catat dong. Namanya juga usaha! Dan akhirnya bisa, akhirnya kulo yg kaku ini bisa ikutan lomba nyanyi sambil menari. Prestasi pribadi bener rasanya nyonyah.
Lanjut berkarir di PSM UH, ternyata kategori lomba yang sering diikuti tidak lain tidak bukan adalah folklore.
Artinya harus menari lagi. Tingkat kesulitan menarinya semakin lama kan semakin tinggi. Ada tarian toraja, tarian bugis, pegang kipas, pegang bunga, pegang patapi beras, and so on. Gak mungkin dicatat terus kan. Tapi ternyata belajar pelan-pelan, dihapal pelan-pelan, lama-lama bisa tuh. Rasanya ajaib skali waktu bisa menari Toraja yang harus jinjit-jinjit sambil jongkok.
Setelah terbiasa, akhirnya bisa selalu ikut lomba yang pake nari. Akhirnya bisa ikut job yg harus menari. Malah pernah ikut job gak pake nyanyi, benar-benar job nari.
Aku...tidak...kaku lagi.... Hiks maknyak aku berhasyil...
Intinya adalah.
Bisa saja kita berpikir kita tidak mampu melakukan sesuatu.
Tidak bisa menari, tidak bisa menyanyi, tidak bisa lulus ujian, tidak bisa masak, tidak bisa dapat beasiswa, tidak bisa jadi idola, tidak bisa kimia, tidak bisa akuntansi, tidak bisa selesaikan baca satu Alkitab, tidak bisa jadian dengan doski yang selalu dipandang dari kejauhan dari balik pilar, dan jutaan tidak bisa lainnya.
Atau tidak diapprove pi kasian....... WOW SIAPA YAH YANG BEGITU YA AMPUN MASAK SIH GITU LOH ULALA.
Ehm.
Tapi ternyata, setelah dicoba dan diusahakan. Kok ya ternyata bisa. Kan kalau ada usaha dan berhasil senang toh. Kalau cuma berharap ada keajaiban, *tringtring* tau-tau bisa ya emang gak bakal kejadian. Harus usaha. Harus melakukan sesuatu biar bisa terjadi. Seperti nulis gerakan tarian satu2 sampe hapal.
Jadi, selalu ada harapan buat mereka yang berusaha.
Harus dicoba dan diusahakan dulu makanya.
;)
Badanku kaku, tidak luwes untuk menari sana sini. Gerakan tangan diputar-putar, kaki kemana-mana, pinggul kiri kanan, dulu tuh eke gak bisa sama sekali. Kalo coba menari pasti jadi malah jadi bahan becandaan. Kaku lah anaknya. Sampe SMA, sudah dibuktikan secara empiris bahwa diriku tidak punya harapan di bidang seni tari.
Hingga akhirnya bergabung di Paduan Suara Mahasiswa UNHAS. Waktu ikut lomba ACG 2007, kita kan harus nari ya sambil nyanyi. Waktu itu kita ikut kategori folklore, jadi nyanyi lagu tradisional sambil menari. Eke pusing dong, gimana caranya badanku yang kaku ini mo menari? Mana sambil pegang kipas, kipasnya harus diputar-putar terus dibuka dilempar ditutup kembali terus diputar lagi. Ampun maknyak kayaknya akiu gak sanggup. Gimana cara hapalinnya coba? Tangan kemana kaki kemana pinggul kemana?
Tapi kan gak mungkin dong cuma gara-gara gak bisa hapal tarian lantas nyerah gak ikutan lomba. Kan konyol. Jadilah saya usaha menghapalkan tarian dengan cara: DICATAT, pemirsa.
Catatan tarian step by step saya bikin kurang lebih kek gini:
Ketukan 1-8: tangan kanan direntangkan, pergelangan diputar keluar bagaikan melempar beras. Sementara itu kaki kanan diangkat perlahan telapak dilancip bergerak ke kanan juga.
Ketukan 9-16: badan bungkuk, jongkok pelan sampe kata "dongang", ambil kipasnya, buka pelan2 dari ujung pake tangan kiri. Kelingking jangan lupa diangkat. Dst.
Nah bayangkanlah waktu itu lagunya 15 menit, artinya ada berapa ratus ketukan? Masing2 saya catat dong. Namanya juga usaha! Dan akhirnya bisa, akhirnya kulo yg kaku ini bisa ikutan lomba nyanyi sambil menari. Prestasi pribadi bener rasanya nyonyah.
Lanjut berkarir di PSM UH, ternyata kategori lomba yang sering diikuti tidak lain tidak bukan adalah folklore.
Artinya harus menari lagi. Tingkat kesulitan menarinya semakin lama kan semakin tinggi. Ada tarian toraja, tarian bugis, pegang kipas, pegang bunga, pegang patapi beras, and so on. Gak mungkin dicatat terus kan. Tapi ternyata belajar pelan-pelan, dihapal pelan-pelan, lama-lama bisa tuh. Rasanya ajaib skali waktu bisa menari Toraja yang harus jinjit-jinjit sambil jongkok.
Setelah terbiasa, akhirnya bisa selalu ikut lomba yang pake nari. Akhirnya bisa ikut job yg harus menari. Malah pernah ikut job gak pake nyanyi, benar-benar job nari.
Aku...tidak...kaku lagi.... Hiks maknyak aku berhasyil...
Intinya adalah.
Bisa saja kita berpikir kita tidak mampu melakukan sesuatu.
Tidak bisa menari, tidak bisa menyanyi, tidak bisa lulus ujian, tidak bisa masak, tidak bisa dapat beasiswa, tidak bisa jadi idola, tidak bisa kimia, tidak bisa akuntansi, tidak bisa selesaikan baca satu Alkitab, tidak bisa jadian dengan doski yang selalu dipandang dari kejauhan dari balik pilar, dan jutaan tidak bisa lainnya.
Atau tidak diapprove pi kasian....... WOW SIAPA YAH YANG BEGITU YA AMPUN MASAK SIH GITU LOH ULALA.
Ehm.
Tapi ternyata, setelah dicoba dan diusahakan. Kok ya ternyata bisa. Kan kalau ada usaha dan berhasil senang toh. Kalau cuma berharap ada keajaiban, *tringtring* tau-tau bisa ya emang gak bakal kejadian. Harus usaha. Harus melakukan sesuatu biar bisa terjadi. Seperti nulis gerakan tarian satu2 sampe hapal.
- aku bisa, aku pasti bisa, ku akan terus berusaha.
bila ku gagal, itu tak mengapa.
setidaknya ku tlah mencoba.
aku bisa, aku pasti bisa, ku tak akan berputus asa.
ku kan terus coba sampai ku bisa
aku
pasti
bisa! -
-dari lagu apa ya maap lupa
-- btw foto diatas ada diriku, paling kiri. kulo memberi bukti bukan hanya janji.
yuk.
bila ku gagal, itu tak mengapa.
setidaknya ku tlah mencoba.
aku bisa, aku pasti bisa, ku tak akan berputus asa.
ku kan terus coba sampai ku bisa
aku
pasti
bisa! -
-dari lagu apa ya maap lupa
-- btw foto diatas ada diriku, paling kiri. kulo memberi bukti bukan hanya janji.
yuk.
Jadi, selalu ada harapan buat mereka yang berusaha.
Harus dicoba dan diusahakan dulu makanya.
;)
Comments