Balada Matematika, Inikah Arti Kecewa?

Matematika, oh matematika
Ini, kesekian kalinya kau menyakitiku

Matematika…

Aku,
agar siap menghadapmu,
belajar semalam suntuk
Aku,
tak peduli mati lampu,
tetap belajar dengan lampu darurat
Aku,
tak peduli ada komik baru,
tetap dengan kesungguhanku,
hingga larut mempelajarimu

Tapi!

Kau tetap angkuh terhadapku…

Matematika…

Entah berapa kali kau berlaku seperti itu padaku.
Meski aku telah belajar keras,
kau tetap tak dapat kutaklukkan.

Ya, memang.
Aku sering harus puas dengan nilai cukup.

Mengapa?
Setiap kali aku belajar larut untukmu,
Seringkali, hasilnya malah mengecewakan bagiku?
Aku bekerja keras, benar-benar bekerja keras,
demi dirimu matematika!
Hanya sekali dua kali saja aku benar-benar berhasil memuaskanmu…

Tak cukupkah kerja keras yang telah kulakukan bagimu??
Tak cukup???

Matematika!!!

Tak pahamkah kau akan kesungguhanku?

Namun,
Aku tetap mencintaimu
Engkau, yang misterius
Entah apa,
Ada sesuatu padamu yang membuatku takluk, tunduk!

Perasaanku padamu,
Benar-benar berbeda dibanding perasaanku terhadap pelajaran lain,
Sungguh!

Bersama kimia, kalau aku menemukan kesulitan,
Tiada semangatku untuk mencari tahu jawabannya
Bersama biologi, fisika,
Ah, aku bahkan jarang menyentuh mereka

Tapi denganmu matematika,
berbeda, berbeda…!

Matematika…
Oh matematika…

Pahamilah….!!

Matematika…

Walau sering dirimu menyakitiku
Walau sering dirimu mengecewakanku
Aku tetap menyayangimu

Matematika,
Aku pengaggummu.


(di tengah panggung, dengan lampu sorot, sang penyair tersungkur… Ditimpa buku matematika. Ok! Berlebihan? JAyus? Tapi aku bersungguh-sungguh…!!)

Comments

Popular posts from this blog

Loud Pictures

Cooking During Pandemic

Mama Papaku kena Covid - PROLOG